TAKALAR, KILOMETER40.COM– Gelombang protes warga di beberapa desa terus berlanjut. Bahkan, eskalasi terus meningkat pada dua hari terakhir. Para pendukung bakal calon kades yang gugur pada seleksi, melakukan bakar ban di tengah jalan dan memblokir jalan poros galesong yang menjadi akses ke kota Makassar.
Menyikapi kondisi tersebut, anggota Komisi 1 DPRD Takalar, Ahmad Jais telah turun ke lapangan dan menenangkan warga.
“Saya telah berkordinasi dengan Forkopimda. Kita akan bersurat ke kemendagri untuk membatalkan tahapan Pilkades Serentak tahun 2022 ini.”kata Jais, Minggu 13 November 2022.
Sayangnya, himbauan itu tidak menyurutkan protes warga Desa Kanaeng dan terus melakukan aksi protes.
Tak hanya di Desa Kanaeng, kejadian serupa juga memanas di Desa Sampulungan, Desa Biring Kassi, Desa Tamalate dan lain-lain.
Yang parah, para panitia pilkades seolah mengabaikan protes warga dan himbauan DPRD melalui Ahmad Jais yang mengklaim hasil kordinasi dengan Forkopimda.
Di Desa Sampulungan misalnya. Panitia tetap melanjutkan tahapan dengan melaksanakan pengundian nomor urut calon Kades. Pengundian tersebut dilaksanakan di kantor camat Galesong Utara.

Kabarnya, pengundian nomor urut ini dilakukan secara senyap tanpa dihadiri para pimpinan dan Anggota BPD.
Anggota DPRD Takalar, Wahyu Eka Putra menyayangkan keberanian P2KD Desa Sampulungan. Menurutnya, sikap P2KD yang mendapat sokongan Pj Kades, akan semakin memicu protes warga.
“Terlepas dari orang tua kami sebagai calon yang gugur atau terindikasi digugurkan, kami minta P2KD jangan memaksakan tahapan dilanjutkan. Pengundian nomor urut yamg dilaksanakan di kantor camat Galut, tidak dihadiri BPD. Saya sudah cek.”kata Wahyu.(*)
Leave a Reply