KILOMETER40.COM – Varian baru virus Corona yang lebih menular ditemukan di inggris dan telah menyebar dengan cepat.
Lantas apakah mutasi ini kebal terhadap vaksin Covid-19? Technical lead for Covid-19 dari World Health Organization (WHO) Maria Van Kerkhove mengatakan mutasi baru ini mungkin lebih mudah menular, tetapi tidak ada bukti varian ini meningkatkan “keparahan yang terkait dengan Covid-19”.
“Inggris telah memberi tahu kami bahwa mereka tidak percaya (mutasi ini) memiliki dampak pada vaksin. Jadi ini kabar baik,” ujarnya seperti dilansir dari Global News, Selasa (22/12/2020).
Kepala Kedaruratan WHO Mike Ryan mengungkapkan dalam beberapa bulan terakhir telah ditemukan beberapa varian baru virus corona. Namun hal ini tidak menimbulkan kekhawatiran karena mutasi ini adalah bagian normal dari evolusi virus. Sehingga, dikutip Reuters, transparansi yang dilakukan negara-negara ke publik adalah hal tepat dan penting.
“Mampu melacak virus sedekat ini, dengan hati-hati, secara ilmiah dalam waktu nyata ini merupakan perkembangan positif yang nyata bagi kesehatan masyarakat global, dan negara yang melakukan jenis pengawasan ini harus dipuji,” kata Mike Ryan.
Inggris mengumumkan adanya varian baru virus corona pada 14 Desember 2020. Sejak itu banyak negara memutuskan larangan mengunjungi Inggris. Varian baru ini diberi nama N501Y.
Varian baru virus corona Covid-19 dengan kemampuan infeksi yang lebih tinggi–sehingga penularan bisa terjadi lebih cepat–juga ditemukan di Afrika Selatan. Pada Jumat lalu, pejabat kesehatan di negara itu memperkenalkan mutasi baru virus yang ditemukannya sebagai 501.V2.
Seperti yang terjadi di Inggris, varian baru virus corona Covid-19 juga menjadi motor lonjakan kasus infeksi di Afrika Selatan. Saat ini, negara bekas koloni Inggris itu telah melaporkan sebanyak 930.711 kasus positif Covid-19 dan angka kematian yang hampir 25 ribu orang.
Sebagai ilustrasi, Indonesia pada waktu yang sama melaporkan 678.125 kasus dan 20 ribu kematian.
“Data awal menunjukkan bahwa virus itu kini mendominasi gelombang kedua wabah infeksi yang menyebar lebih cepat daripada yang pertama lalu,” kata Profesor Salim Abdool Karim, kepala Komite Penasihat Kementerian Afrika Selatan, Senin 21 Desember 2020.
Akibat virus varian baru ini, banyak negara mulai menerapkan larangan terbang dari Inggris dan Afrika Selatan.(*)
Leave a Reply