TAKALAR, KILOMETER40.COM– Wajah Saharuddin (35), bersama Istrinya Suharni Syam (26) masih mengguratkan luka yang teramat dalam. Keduanya kehilangan anak bayinya yang berumur 3 bulan. Luka itu semakin perih lantaran anaknya harus dimakamkan di Pekuburan Macanda dengan protokol Covid-19.
“Anak saya yang bernama Al Ghifari umur 3 bulan 25 hari, meninggal Jumat (19/6/2020) pukul 23.30 Wita di RS Wahidin Makassar. Masuk dirawat pada malam satu hari sebelumnya,” Saharuddin memulai bercerita.
Pasangan suami istri asal Desa Cikoang, kecamatan Mangarabombang, kabupaten Takalar, Sulsel ini melanjutkan bahwa menurut dokter yang menangani bahwa anaknya mengalami tumor usus (Buntu usus besarnya). Awalnya, mereka datang ke RS Awal Bros pada Rabu 17 Juni 2020 pukul 21.00 Wita dan langsung dirontgen.
“Saya diminta tanda tangan untuk tes covid, saya diminta uang 350 ribu, tapi saya tidak setuju. Pihak RS bilang kalau tidak mau bayar harus pulang.” Kata Saharuddin.
Tapi sebelum pulang, hasil foto rontgen sudah keluar. Tim dokter menyampaikan agar memperlihatkan pada dokter anak. Esoknya, mereka membawa anaknya ke RS Catherina Boot, meski kembali tidak bisa ditangani.
Bayi Al Ghifari lalu dirujuk ke dokter Setia Budi di jalan Monginsidi Makassar. Belum selesai, karena penyakitnya didiagnosa sudah akut dan harus di opname di RS Wahidin.
“Tetapi sesampainya di Wahidin, bukannya dimasukkan ke UGD, tetapi tim gugus covid sudah siap dengan menggunakan pakaian APD lengkap yang menjemput. Anak saya langsung isolasi Covid.”urai Saharuddin.
Mereka lantas menanyakan ke tim dokter atas peristiwa ini.
“Tapi dokter tersebut menjawab ada dua kemungkinan pasien bisa saja OTG. Lalu anak saya diisolasi mulai jam 11 siang dengan suhu panas tetap 36 derajat, tapi sebelum di isolasi anak saya sempat di infus dan dipasangi selang oksigen.Jadi perlu saya sampaikan satu jam setelah anak saya diambil darahnya, tiba tiba pihak RS langsung menvonis anak saya covid 19”. Jelas Saharuddin lebih jauh.
Tuhan berkehendak lain. Al Ghifari harus kembali ke haribaan ilahi. Masih Subuh, jenazah bayi itu langsung dikuburkan ke Pemakaman covid Macanda Gowa.
“Setelah 13 hari anak saya meninggal, saya lalu turun ke RS Wahidin mengambil hasil SWAB, saya sangat kaget dan marah, karena hasil SWAB anak saya teenyata negatif covid. Kamis (2/7/2020) sembari memperlihatkan hasil Swab.
“Atas kejadian yang menimpa keluarga kami, kami akan melakukan upaya hukum dan akan menuntut pertanggung jawaban pihak RSUD Wahidin Makassar, dan rencana akan melakukan gugatan class Action”. Tutup Saharuddin geram.
Penderitaan itu belum usai juga. Pasutri yang berprofesi penjual bakso itu, kini dihindari masyarakat sekitar. Akhirnya, profesi itu ditinggalnya untuk saat ini.(*)
Leave a Reply