TAKALAR, KILOMETER40.COM– Babil (12), mungkin tak pernah memilih untuk lahir dari rahim Karannuang Dg Sunggu (45) dan ayahnya Kamaluddin Dg Beta (39). Tapi garis takdir mengantarnya untuk menjalani kehidupan yang belum seharusnya dilakoninya. Mereka menjalani titian hidup di Desa Topejawa, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Sulsel.

Tak jauh dari rumah mereka, ada wahana pariwisata yang terkenal. Pemandian Topejawa.

Dalam akun Facebook ayahnya dengan nama Kamal Topja yang dia operasikan, Babil memposting dirinya memandikan ayahnya. Saban pagi, Babil harus mulai berkeringat mengurus kedua orang tuanya yang sedang sakit. Ibunya, Dg Sunggu, didera penyakit lemah tulang dalam kurun delapan tahun terakhir.

Ayahnya, dalam empat tahun belakangan, tak berdaya melawan stroke yang menyerang tubuhnya. Semuanya lunglai, tak bertenaga. Sontak, perawatan mereka menjadi tanggung jawab Babil sebagai anak semata wayang mereka. Memandikan dan membersihkan tubuh mereka dari kotoran menjadi aktifitas harian Babil. Termasuk dalam menggeluti pekerjaan rumah tangga, bersih-bersih rumah, mencuci pakaian dan lain-lain.

Keluarga Babil hanya mengharap belas kasihan dari tetangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, khususnya untuk kebutuhan makan.

“Ibu sakit sejak Babil umur 4 tahun, saya sudah beberapa kali berobat tetapi tak kunjung membaik.”ungkap Dg Sunggu, Senin (1/5/2020) kepada wartawan.

Baca Juga :

Orang Tuanya Kini Dirawat di RS Pelamonia, Babil: Alhamdulillah, Doa-doaku Terkabul

Sedangkan ayahnya, Dg Beta yang sebelumnya bekerja sebagai tukang servis elektronik, tidak berniat berobat ke rumah sakit dengan alasan tidak ada yang akan menjaganya saat dirawat.

Kini, Babil sedang bersiap melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Akankah situasi ini akan terus dilakoni Babil ?

Bagi dermawan yang berniat mengulurkan tangan meringankan beban adik Babil dapat menghubungi via akun facebook dengan nama Kamal Topja. (*)